Sekitar Taman Ganesa-Taman Flexi Bandung

Berawal dari Taman Ganesa gerbang depan ITB saya dan beberapa teman berencana jalan-jalan menghabiskan hari. Dari cerita sana sini saya jadi tahu bahwa Taman Ganesa ini di bangun tahun 1917 oleh seseorang bernama Ijzermann (maap kalo penulisannya salah), seorang pegawai perkeretaapian, dan taman ini was named after him. Jadi, Taman Ganesa=Ijzermann Park. Kemudian seorang narasumber, inisial BR, bercerita bahwa pada tahun 70an taman ini terkenal sebagai tempat konser dengan style menyerupai woodstock. Para penonton duduk lesehan di rumput sambil mendengarkan musik jazz yg lagi ngehits (Jack Lesmana cs) dengan dandanan hippies. Selain itu, BR juga bercerita tentang Majalah Aktuil yg jadi referensi musik Bandung waktu itu dan someone named Denni Sabri. Begitulah cerita di Taman Ganesa….

Taman Ganesha
salah satu cover Majalah Aktuil

Beranjak dari Taman Ganesa kami melewati PDAM Bandung yang tentu saja ada ceritanya. Ceritanya, ini dulu (sampai Jl. Gelap Nyawang) adalah tanah lapang tempat Gabungan Sepakbola Indonesia Bandung Utara (GASIBU) melakukan aktivitasnya. Saat PDAM ini mau di bangun mereka dipindahkan ke Lapangan Gasibu yang kita kenal sekarang. Oya, hampir kelupaan. Kali ini kami berkesempatan memasuki “halaman belakang” SMAK Dago (selalu ditutupi seng), luas sekali ternyata dan kalau hari minggu di jadikan parkiran. Di sini narasumber bercerita bahwa di sekolah elit jaman dahulu ini sering di adakan pertunjukan musik, mostly jazz, dan menjadi tempat masyarakat bersosialisasi. Pertunjukannya sendiri diadakan di aula sekolah (lupa namanya).

Panas mulai sangat mengganggu saat kami duduk beristirahat di Taman Cikapayang sambil bercanda dan mengamati orang-orang yang ngadem di taman serta pengunjung gereja yang sedikit menimbulkan macet. Taman yang sempat menjadi SPBU ini sejak jaman dahulunya memang dikenal sebagai tempat kongkow. Tanpa buang waktu perjalanan berlanjut di bawah jembatan layang dan berhenti di depan rektorat ITB. Menyambung cerita saya di awal tulisan tentang Ijzermann Park, di gedung rektorat ITB ini tersimpan patung dada Ijzermann yang awalnya berada di Ijzermann Park tepatnya di Monumen Kubus sekarang.

Taman Cikapayang
Monumen Kubus Taman Ganesha

Saya mengikuti rombongan sambil kipas-kipas menyusuri jalur angkot Caringin-Sadang Serang di temani hujan gerimis. Untung saja kami tiba di “halte” berikutnya Rumah CPW Schoemaker yang sekarang menjadi kafe, Bank dan perpustakaan (3 in 1). Rombongan memutuskan untuk duduk dan dengan hebohnya melihat-lihat menu makanan yang disediakan. Kehebohan terjadi beberapa saat. Saat keadaan mulai kondusif, cerita mulai di buka. Dimulai dari, siapakah CPW Schoemaker? Dengan semangat saya mendengarkan penjelasan karena cerita-cerita biografi adalah favorit saya.

Charles Prosper Wolff Schoemaker orang Belanda kelahiran Banyu Biru ini merupakan arsitek yang terkenal di Bandung. Berikut beberapa karyanya :  Gedung Landmark di Jalan Braga, Hotel Preanger,  Villa Isola, Gereja Bethel, Gereja St. Peters, Villa Merah, Mesjid Cipaganti, Gedung Merdeka/Soceiteit Concordia,  Majestic di Jalan Braga dan masih beberapa lagi. Diceritakan bahwa beliau orang yang judes dan suka memelihara binatang buas di rumah. Beliau juga menjadi profesor di ITB dan galak :)). Bapak CPW pernah menikah 4 kali; 2 bule, 1 cina dan 1 pribumi. Suatu info yang masih diperdebatkan menyatakan bahwa CPWS adalah muslim dan pernah naik haji mungkin inilah alasan beliau membangun mesjid Cipaganti (who knows!!!!). Di balik kegemilangannya di masa lalu, di akhir hidupnya terdapat ironi. Seorang seniman ini makamnya tak terawat di Pemakaman Pandu terlupakan oleh jaman seperti kebanyakan orang2 penting/berjasa di negara ini seperti atlet dan veteran perang.  Begitulah….. Beralih dari CPWS, cerita bergulir kemana saja mulai perbedaan dari cafe, pub, resto, bistro dll yang oleh pengusaha kuliner di Indonesia di abaikan begitu saja hingga pembahasan tentang teori komunis….Betah sampai sore 🙂

Terlalu banyak info rasanya untuk ditulis dari pengalaman satu hari… NEXT TIME YA…

A to the ZING…AMAZING sumber :

2 respons untuk ‘Sekitar Taman Ganesa-Taman Flexi Bandung

Tinggalkan komentar